Foto Otus Lempiji (juvenile) di Hutan Kota
Kawan Burung Ketapang (KBK)-"Ketapang Biodiversity Keeping" dan Birding Society Of Ketapang (B'SYOK) melakukan pengamatan bersama di hutan kota Ketapang. Kegiatan ini diselenggarakan Yayasan Palung bersama Relawan Konservasi TAJAM dan
Sispala Gersisman, SMA MAN 1.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan siswa sekolah tentang sebaran burung, karakter habitat, status keterancaman, serta perlakuan konservatif yang diperlukan. Hal itu berkaitan erat tentang salah satu fungsi Hutan Kota sebagai sarana Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Demikian penjelasan dari ketua KBK, Abdurahman Al Qadrie.
Banyak hal yang menjadi pengalaman baru, terutama bagi para siswa. Beberapa jenis burung tak bisa terlihat secara langsung, melainkan hanya bisa diidentifikasi melalui suara. "Dan Buku Panduan menjadi sangat penting sebagai pedoman dalam pengamatan !", ujar Devi, siswi MAN 1.
Hal yang paling menarik adalah, bagaimana mempelajari kebiasan burung dan seni dalam mendapatkan gambar yang baik. Hal ini merupakan tantangan yang berat, dan pengalaman yang punya nilai tersendiri yang menarik, tegas Erik, Pegiat lingkungan dari Perkumpulan B'SYOK. Perkumpulan dengan latar belakang Photography ini memang telah lama aktif dalam setiap kegiatan Birdwatching.
Kegiatan dimulai pada pukul 06.30 - 08.00. Metode yang digunakan adalah Metode Transek dan Titik hitung. Ada 20 jenis burung yang teramati. Salah satu yang paling menarik adalah dapat melihat Burung Hantu pada pagi hari, karena Otus lempiji, atau Burung Buak dalam sebutan lokalnya ini merupakan burung malam (nocturnal).
Kepala UPT Hutan Kota, H. Haryadi, S. PKP, mengatakan, kegiatan seperti ini memang perlu dilakukan untuk mensosialisaikan Hutan Kota sebagai Kawasan Nilai Konservasi Tinggi, sehingga masyarakat mengetahui fungsi dan keberadannya, serta yang paling penting, adalah secara bersama-sama saling menjaganya.
Kepala UPT Hutan Kota, H. Haryadi, S. PKP, mengatakan, kegiatan seperti ini memang perlu dilakukan untuk mensosialisaikan Hutan Kota sebagai Kawasan Nilai Konservasi Tinggi, sehingga masyarakat mengetahui fungsi dan keberadannya, serta yang paling penting, adalah secara bersama-sama saling menjaganya.
Setelah istirahat, pada pukul 09.00 kegiatan para siswa dilanjutkan dengan pengetahuan tentang Taksonomi Tumbuhan, dikomandani Edward Tang dari Yayasan Palung, dan identifikasi mamalia oleh Bedu dari Yayasan Palung.
"Kegiatan ini juga merupakan agenda utama Yayasan Palung!", Jelas Petrus Kanisius Pit, staf perlindungan satwa dan habitat, Yayasan Palung
Berikut Foto-foto Kegiatan :
Penjelasan kepada siswa tentang identifikasi suara burung
Identifikasi dan Photoghraphy
Penggunaan Buku Panduan
Siswa antusias dengan Birdwatching
Tidak ada komentar:
Posting Komentar