Montipora sp, merupakan jenis karang yang umum terdapat disekitar Pulau Sawi
selain karang yang berbentuk otak dari keluarga Faviidae (Photo by: Abdurahman Al Qadrie)
Ketapang, 12/11/2013, KBK
Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan jenis tumbuhan. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil (Polip). Dalam kebanyakan spesies, satu individu polip karang berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa. Terumbu karang merupakan habitat bagi spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme.
Keberadaan terumbu karang menjadi sesuatu yang sangat penting bagi ekosistem laut. Selain menjadi penahan abrasi akibat gelombang laut sebelum menyapu pesisir, terumbu karang juga merupakan habitat yang sangat penting sebagai rumah ikan. Selain itu, keunikan terumbu karang menjadi keindahan tersendiri dan bermanfaat sebagai tujuan wisata atau lokasi olahraga selam, dan tentunya sebagai tempat penelitian.
Kabupaten Ketapang yang memiliki lebih dari 200 km garis pantai, dan 41 pulau kecil memiliki potensi yang cukup baik bagi keberadaan terumbu karang. "Inilah yang kemudian menginspirasi para pegiat lingkungan yang tergabung dalam komunitas "Ketapang Biodiversity Keeping" (KBK), yang dulunya lebih dikenal sebagai Kawan Burung Ketapang untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian terumbu karang di wilayah laut Kabupaten Ketapang!" kata Abdurahman Al Qadrie, Ketua KBK.
Pemerintah Kabupaten Ketapang, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ketapang (DKP), melalui Kabid Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K), sangat menaruh perhatian yang besar terhadap keberadaan dan kelestarian terumbu karang. Hal ini disampaikan Kepala Bidang KP3K, Ir. Zamzani pada saat penulis berkunjung ke kantornya di Jalan Jendral Sudirman, Ketapang (12/11/2013). Menurut beliau, tindakan nyata yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini adalah mengadakan kajian potensi bawah air laut. Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk memetakan lokasi keberadaan terumbu karang, tingkat keterancaman, dan langkah-langkah yang harus dilakukan kedepannya.
"Prioritas utama kita adalah pulau-pulau kecil yang berpenghuni, karena terumbu karang akan mudah rentan terhadap kegiatan manusia!" tambahnya. Terumbu karang di sektar Pulau Bawal merupakan prioritas utama, mengingat di pulau ini terdapat aktivitas yang cukup besar dibanding Pulau Cempedak dan Pulau Sawi.
"Sebagai rumah ikan yang menyediakan perlindungan dan sumber makanan bagi ikan, sudah barang tentu terumbu karang menjadi pendukung utama perkembangan populasi ikan di sekitarnya. Hal ini tentu juga menjadi penopang sumber pendapatan bagi nelayan laut. Semestinya lah kita harus menjaga dan melestarikan terumbu karang!" kata Junaidi, SP, anggota DPRD Kabupaten Ketapang yang menyempatkan diri melihat dari dekat kehidupan nelayan di Pulau Sawi dan Potensi terumbu karangnya. "Dan Pemerintah telah berupaya membantu masyarakat nelayan laut yang tidak memiliki terumbu karang di sekitar wilayah laut tangkapan mereka, yaitu dengan membuat rumpun-rumpun tempat ikan berlindung. Setidaknya kita telah membuat 2 rumpun yang berukuran besar atau yang diistilahkan dengan "Fish Apartment" yaitu di wilayah laut Pulau Cempedak dan wilayah laut Pagarmentimun, selain rumpun-rumpun kecil lainnya!" tambahnya.
"Harapan kita adalah, bagaimana semua pihak dapat menyadari pentingnya keberadaan terumbu karang bagi kehidupan bawah laut dan manusia, kemudian serius dalam melakukan tindakan penjagaan dan pelestariannya!" tambah Abdurahman Al Qadrie.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat
merusak terumbu karang yang dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, adalah sebagai
berikut:
·
membuang sampah ke laut dan pantai yang
dapat mencemari
air laut,
· membawa
pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat
membunuh terumbu karang,
· pemborosan
air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air
yang dihasilkan dan dibuang ke laut,
· penggunaan
pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut
residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut
juga,
· Membuang jangkar
pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang
berada di bawahnya,
·
terdapatnya predator terumbu
karang, seperti sejenis siput drupella,
·
penambangan,
·
pembangunan permukiman,
·
reklamasi
pantai,
·
polusi,
· penangkapan
ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan.