Ketapang, KBK, 25/01/2015
Berang-berang adalah mamalia semi-akuatik (atau akuatik, pada salah satu jenisnya). Berang-berang terdiri dari beberapa marga anggota anak-suku Lutrinae, dari suku Mastelidae. Dengan tiga belas spesies dalam tujuh genus, berang-berang memiliki penyebaran hampir di seluruh bagian dunia. Mereka umumnya memakan hewan-hewan akuatik, terutama ikan dan kerang-kerangan, serta hewan-hewan invertebrata lainnya; terkadang juga amfibi, burung, dan mamalia kecil.
Terdapat dua spesies berang-berang yang sering dijumpai di perairan Kabupaten Ketapang, yang paling umum adalah Berang-berang cakar-kecil (Aonyx cinerea). Sering dalam kelompok besar berburu mangsa bersama-sama. Dan Berang-berang wregul (Lutrogale perspicillata), biasanya dalam kelompok kecil atau berpasangan. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan populasi manusia, tentu saja berpengaruh pada habitat berang-berang. Hingga perjumpaan dengan hewan ini semakin jarang.
Di beberapa tempat hewan ini dianggap sebagai hama, karena menjadi predator di tempat-tempat pembudidayaan ikan. Hal ini disebabkan habitat yang semakin menyempit, memaksa hewan ini kemudian berburu makanan di tempat-tempat yang telah diusahakan manusia.
Jenis yang paling langka adalah Berang-berang sumatera (Lutra sumatrana) atau dalam bahasa Inggrisnya Hairy-nosed Otter, beruntungnya pada tanggal 23 Januari 2015, pada saat melakukan observasi burung migrasi di wilayah Desa Air Hitam, Kecamatan Kendawangan, tanpa disengaja, hewan ini sempat dijumpai dan sempat didokumentasikan.
"Ini pertama kalinya saya melihat jenis ini, dan tentunya pertama kali bisa mendokumentasikan!" kata Erik Sulidra, Ketua Komunitas Pengamat Burung (BSYOK/Birding Society Of Ketapang) di Ketapang. Dia juga sempat ragu apakah jenis ini merupakan jenis berang-berang yang sering dijumpai, tapi dengan ukuran tubuh yang lebih besar membuat dia penasaran. Dengan bantuan beberapa teman yang memahami tentang mamalia, kemungkinan besar bisa dipastikan bahwa ini Berang-berang sumatera (Lutra sumatrana).
Jenis berang-berang ini tersebar di Asia Tenggara termasuk Sumatera dan Kalimantan, tapi populasinya semakin menurun, dan tidak pasti berapa jumlah individu yang tersisa hidup. Ini yang membuat status perlindungan Berang-berang sumatera (Lutra sumatrana) ini dalam tingkat terancaman punah (Endangered).
"Semakin berkurangnya lahan basah sebagai habitat hewan ini, adalah penyebab utama berkurangnya populasi, walau kita tetap berharap, ada upaya-upaya penyelamatan terutama untuk hewan yang mendekati ambang kepunahan!" Tambah Abdurahman Al Qadrie, ketua Ketapang Biodiversity Keeping (KBK), yang juga baru pertama kali melihat berang-berang jenis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar