Ketapang, KBK, 08/09/2014
Aksi nyata dalam konservasi memang dibutuhkan, selain berkampanye, membagikan pengetahuan juga melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya yang bersentuhan langsung terhadap objek. Sebut saja misalnya konservasi burung bermigrasi, selain menginformasikan kepada masyarakat sekitar habitat yang menjadi tempat persinggahan burung bermigrasi, tentang pentingnya konservasi burung tersebut, tidak kalah penting menjaga habitat dari kerusakan, apakah itu disebabkan alam maupun kegiatan manusia.
Hari Burung Pantai se-Dunia atau "World Shorebird Day" yang buat pertama kalinya diselenggarakan sebagai even dunia pada tanggal 6 September 2014, diisi dengan kegiatan pengamatan dan penghitungan burung pantai secara serempak menyeluruh di seluruh dunia. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk membangkitkan kesadaran pentingnya pemantauan burung sebagai unsur perlindungan terhadap burung bermigrasi dan upaya konservasi habitat. Kegiatan dilakukan secara sukarela baik perorangan maupun organisasi yang mendaftarkan tempat pengamatan masing-masing yang tersebar di seluruh dunia dengan 337 tempat. Di Indonesia terdapat 11 titik, diantaranya 1 titik di Kalimantan, yaitu Ketapang.
Organisasi yang ikut serta dalam kegiatan tersebut di Ketapang adalah sebuah perkumpulan pengamat burung dan penggiat koservasi yang tergabung dalam Ketapang Biodiversity Keeping (KBK). Kelompok ini merupakan satu-satunya kelompok pengamat burung yang mewakili Kalimantan dalam penghitungan dan pengamatan burung pantai dalam even kali ini.
Kegiatan dimulai dengan pengenalan jenis-jenis burung pantai yang bermigrasi melewati pesisir Ketapang, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan habitat hutan mangrove serta hubungannya sebagai penunjang kelestarian burung pantai. Setelah itu melakukan pengamatn dan penghitungan jenis dan individu burung yang terlihat. Terdapat 9 jenis burung pantai, 3 jenis burung air, dan 2 jenis burung laut. Semua merupakan burung-burung bermigrasi, yang bisa dilihat antara Agustus dan Mei setiap tahunnya.
Kegiatan ditutup dengan melakukan penanaman pohon bakau dari jenis Rhizophora sp. Hal itu dikarenakan jenis ini merupakan vegetasi dominan dan penting dalam hutan mangrove, selain api-api (Avicennia sp), dan buta buta (Excoecaria agallocha). Seperti kita ketahui, hutan mangrove merupakan habitat penting penyangga kawasan pantai. Memiliki banyak manfaat ekologis seperti penahan abrasi, baik disebabkan gelombang dan angin. Juga sebagai tempat perlindungan hewan-hewan laut untuk berkembang biak. Tentunya keberadaan hutan mangrove menjadi sangat penting, bagi kelangsungan hidup burung dan sebagai penunjang kehidupan manusia. Tidak kurang 2.000 bibit dari buah bakau ditanam. Penanaman ini juga sebagai partisipasi terhadap kampanye 1 juta pohon, dengan tema Plant for The Planet - Trees For Climate Justice.
Foto-foto kegiatan :