Ketapang, KBK, 07/09/2017
Hari Burung Pantai se-Dunia atau
World Shorebirds Day adalah pengamatan dan penghitungan serempak burung pantai
di seluruh dunia yang dilakukan pada 6 September 2014. Diinisiasi oleh Gyorgy Szimuly,
seorang pemerhati konservasi dari Hungaria. Kegiatan ini adalah kegiatan
pertama di dunia untuk memberi pengetahuan dan penyadartahuan masyarakat akan
pentingnya menjaga habitat burung bermigrasi, terutama burung pantai.
Pengamatan dan penghitungan burung
pantai secara global adalah pristiwa penting dari Hari Burung Pantai se-Dunia.
Ini bukan hanya dikhususkan bagi program sains, melainkan juga sebagai upaya
untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya pemantauan burung sebagai unsur
inti perlindungan burung dan upaya konservasi habitat.
Saat ini ada 337 lokasi di seluruh dunia
yang diterdaftar sebagai lokasi pengamatan atau lokasi penghitungan. Di
Indonesia, ada 11 lokasi yang mengikuti kegiatan besar ini, antara lain 3
lokasi di Jawa, yaitu : Wonorejo, Surabaya; Pantai Trisik, Yogyakarta; Muara
Gembong, Bekasi. Di Sumatera, bertempat di Bagan Percut, Medan. Di Bali
dilaksanakan di Pulau Serangan, dan di Nusa Tenggara Timur bertempat di Teluk
Kupang. Di Kalimantan terdapat satu lokasi, yaitu di Ketapang, Kalimantan
Barat, serta 3 lokasi lainnya di Sulawesi yaitu : Pohowatu, Gorontalo, dan
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Di Ketapang, Ketapang Biodiversity
Keeping (KBK) yang dulu dikenal sebagai "Kawan Burung Ketapang" ikut
melakukan kegiatan untuk berpartisipasi dalam even dunia ini. Kegiatan diisi
dengan pendidikan lingkungan kepada siswa pecinta alam (SISPALA), pelatihan
pengamatan burung, dan dilanjutkan dengan pengamatan dan penghitungan burung
bermigrasi, serta penanaman bakau.
"Belum banyak yang bisa
dilihat, karena belum semua burung bermigrasi tiba di tempat ini!" Kata
Erik, Ketua divisi Burung (BSYOK-Birding Society Of Ketapang) yang hadir dalam
kesempatan itu. Biasanya, menjelang pertengahan September, arus masuk burung
bermigrasi akan semakin banyak. Dan momen ini bersamaan dengan waktu pengamatan
bersama bagi pengamat burung di Ketapang, yang dikenal sebagai "Ketapang
Migratory Bird Day" yang jatuh pada minggu pertama di bulan September
setiap tahunnya, tambah Erik.
Menanggapi penyebab banyaknya jenis
burung bermigrasi yang singgah di pantai Ketapang, Frans Doni yang aktif
sebagai anggota KBK mengatakan: "Pantai di Ketapang memiliki berbagai
karakter, pantai dengan beting pasir merupakan habitat yang disukai Cerek pasir
(Charadrius leschenaultii), Trinil
pantai (Actitis hypoleucos), Trinil
bedaran (Xenus cinereus) dan
lain-lain, sedangkan pantai yang berlumpur, itu cocok bagi Trinil lumpur-Asia (Limnodromus scolopaceus), Tringa nebularia, Limosa limosa, dan beberapa jenis lain!".
Pada saat penghitungan, beberapa jenis
burung yang teramati antara lain :
1. Black-tailed Godwit (Limosa
limosa), 30 individu,
2. Common Greenshank (Tringa
nebularia), 7 individu,
3. Common Sandpiper (Actitis
hypoleucos), 35 individu,
4. Terek Sandpiper (Xenus
cinereus), 14 individu,
5. Greater Sand Plover (Charadrius
leschenaultii), 40 individu,
6. Ruddy Turnstone (Arenaria
interpres), 1 individu,
7. Curlew Sandpiper (Calidris
ferruginea), 6 individu,
8. Common Redshank (Tringa
totanus), 1 individu
9. Whimbrel (Numenius
phaeopus) 3 individu.
Sementara Far Eastern Curlew (Numenius madagascariensis) dan Great Knot (Calidris tenuirostris) yang terlihat beberapa hari sebelumnya, tak
terlihat pada saat penghitungan. Selain itu, terdapat juga beberapa jenis
burung air seperti, Javan Pond Heron (Ardeola
speciosa), Little Egret (Egretta
garzetta), dan beberapa jenis burung laut dari family Sternidae.
"Sekitar 22 jenis burung pantai yang
pernah tercatat setiap tahun melintasi daerah pesisir Ketapang, namun baru
beberapa jenis tersebut yang terlihat saat ini!" tutur Abdurahman Al
Qadrie, Ketua Ketapang Biodiversity Keeping (KBK).
"Kegiatan ini bersifat sukarela dan bisa diikuti siapa saja, baik individu
maupun organisasi!". Kata Tamim, yang juga anggota KBK. Foto-foto kegiatan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar