Ketapang, 14/09/2013, KBK
Terinspirasi dari sebuah film “THE BIG
YEAR 2011” yang didasarkan kisah nyata kehidupan para pengamat burung yang
mengikuti kompetisi pengamatan burung di Amerika, para pengamat burung di
Ketapang, Kalimantan Barat juga melakukan hal yang sama. Bagaimana kemudian
selama setahun penuh sejak 1 Januari hingga 31 Desember pengamat yang paling
banyak mencatat jenis burung yang dilihatnya akan menjadi sang juara.
“Ini bukan hanya sekedar kompetisi, selain meningkatkan kemahiran dalam
mengidentifikasi, juga menambah pengetahuan tentang jenis-jenis burung, prilaku,
dan kesesuaian habitat, yang pada akhirnya bagaimana seseorang jadi peduli
terhadap kelestarian jenis dan lingkungannya!” kata Abdurahman Al Qadrie, Ketua
KBK.
Untuk di Ketapang sendiri, tentunya ini memasuki bulan ke-9, kesibukan
aktivitas pengamatan burung semakin meningkat dikarenakan sejak awal Agustus
burung-burung migrasi berdatangan di pantai Ketapang, sebelum sebagian dari
mereka melanjutkan perjalanan menuju Australia, Tasmania, dan Selandia Baru.
“Migrasi menjadi moment penting untuk menambah jumlah catatan jenis yang
dijumpai!” kata Frans Doni, pengamat burung dari BSYOK. Hal itu tentu belum
seberapa dibanding jumlah burung penetap yang bisa dilihat, karena jumlah jenis
burung migrasi setiap tahunnya sekitar 30 jenis saja. Untuk burung penetap saja
diperkirakan sekitar hampir 300 jenis di seluruh wilayah Kabupaten Ketapang. Dan
merupakan tugas pengamat lah bagaimana kemudian mereka bisa mengidentifikasi
sebanyak mungkin
Pengamatan tentu saja dilakukan hampir setiap hari, ini menuntut
kejelian untuk mengidentifikasi jenis-jenis burung yang dilihat, mencatatnya,
dan mendokumentasikan jika memang jenis itu belum ada catatan sebelumnya, atau
diragukan keberadaannya. Data ini tentunya sangat berguna untuk pengetahuan.
Banyak pengalaman menarik dalam mengikuti kompetensi ini, tidak hanya
burung, tetapi jenis-jenis satwa lain juga menjadi “bonus” saat terlihat dan
terdokumentasikan. “Pada saat pengamatan burung malam, kita bertemu kucing
langka di hutan Pematang Gadung!” kata Tamim, seorang photographer dan pengamat
burung dari BSYOK.
“Sering juga kita bertemu dengan orangutan, bekantan, buaya, bahkan beruang
madu dan tentunya menjadi hal yang sangat luar biasa!” tambah Frans Jephi dari
BSYOK.
“Melihat burung pun menjadi pengalaman yang sangat menarik, misalnya
saat pengamatan kita menemukan burung migrasi dengan bendera warna di kakinya!”
tambah Erik Sulidra, pengamat yang aktif dari BSYOK.
Lalu di bulan ke-9 ini sudah
berapa jenis yang teramati? Tentu itu menjadi jumlah rahasia masing-masing
peserta, walau ada yang mengatakan jumlah yang mereka lihat sudah 160 jenis. “Masih
ada waktu 3 bulan lagi untuk memperbanyak catatan hasil pengamatan!” Kata Alex,
sapaan akrab Andhy PS. Tidak menjadi keharusan untuk bisa mencatat semua, hanya
nanti akan terlihat yang terbanyak. Dan itu hanya berlaku untuk pengamatan di
wilayah Kabupaten Ketapang saja.
Walau kegiatan ini adalah sebuah ajang kompetisi, tentu menimbulkan persaingan dalam
hal mengamati burung, menambah catatan jumlah list pengamatan. Namun juga
terasa mempererat kebersamaan, menjalin silaturahmi, saling share pengalaman dan pengetahuan. “Banyak
hal positif yang berlangsung di sini dan ini memiliki keindahan tersendiri!”
kata Andre.
Foto-foto kegiatan :
Luar biasa...., semangat terus....!
BalasHapus