Selasa, 12 November 2013

UPAYA PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KETAPANG

Montipora sp, merupakan jenis karang yang umum terdapat disekitar Pulau Sawi
selain karang yang berbentuk otak dari keluarga Faviidae (Photo by: Abdurahman Al Qadrie)

Ketapang, 12/11/2013, KBK
    Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan jenis tumbuhan. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil (Polip). Dalam kebanyakan spesies, satu individu polip karang berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa. Terumbu karang merupakan habitat bagi spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme.
     Keberadaan terumbu karang menjadi sesuatu yang sangat penting bagi ekosistem laut. Selain menjadi penahan abrasi akibat gelombang laut sebelum menyapu pesisir, terumbu karang juga merupakan habitat yang sangat penting sebagai rumah ikan. Selain itu, keunikan terumbu karang menjadi keindahan tersendiri dan bermanfaat sebagai tujuan wisata atau lokasi olahraga selam, dan tentunya sebagai tempat penelitian.
     Kabupaten Ketapang yang memiliki lebih dari 200 km garis pantai, dan 41 pulau kecil memiliki potensi yang cukup baik bagi keberadaan terumbu karang. "Inilah yang kemudian menginspirasi para pegiat lingkungan yang tergabung dalam komunitas "Ketapang Biodiversity Keeping" (KBK), yang dulunya lebih dikenal sebagai Kawan Burung Ketapang untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian terumbu karang di wilayah laut Kabupaten Ketapang!" kata Abdurahman Al Qadrie, Ketua KBK.
      Pemerintah Kabupaten Ketapang, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ketapang (DKP), melalui Kabid Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K), sangat menaruh perhatian yang besar terhadap keberadaan dan kelestarian terumbu karang. Hal ini disampaikan Kepala Bidang KP3K, Ir. Zamzani pada saat penulis berkunjung ke kantornya di Jalan Jendral Sudirman, Ketapang (12/11/2013). Menurut beliau, tindakan nyata yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini adalah mengadakan kajian potensi bawah air laut. Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk memetakan lokasi keberadaan terumbu karang, tingkat keterancaman, dan langkah-langkah yang harus dilakukan kedepannya.
      "Prioritas utama kita adalah pulau-pulau kecil yang berpenghuni, karena terumbu karang akan mudah rentan terhadap kegiatan manusia!" tambahnya. Terumbu karang di sektar Pulau Bawal merupakan prioritas utama, mengingat di pulau ini terdapat aktivitas yang cukup besar dibanding Pulau Cempedak dan Pulau Sawi.
       "Sebagai rumah ikan yang menyediakan perlindungan dan sumber makanan bagi ikan, sudah barang tentu terumbu karang menjadi pendukung utama perkembangan populasi ikan di sekitarnya. Hal ini tentu juga menjadi penopang sumber pendapatan bagi nelayan laut. Semestinya lah kita harus menjaga dan melestarikan terumbu karang!" kata Junaidi, SP, anggota DPRD Kabupaten Ketapang yang menyempatkan diri melihat dari dekat kehidupan nelayan di Pulau Sawi dan Potensi terumbu karangnya. "Dan Pemerintah telah berupaya membantu masyarakat nelayan laut yang tidak memiliki terumbu karang di sekitar wilayah laut tangkapan mereka, yaitu dengan membuat rumpun-rumpun tempat ikan berlindung. Setidaknya kita telah membuat 2 rumpun yang berukuran besar atau yang diistilahkan dengan "Fish Apartment" yaitu di wilayah laut Pulau Cempedak dan wilayah laut Pagarmentimun, selain rumpun-rumpun kecil lainnya!" tambahnya.
      "Harapan kita adalah, bagaimana semua pihak dapat menyadari pentingnya keberadaan terumbu karang bagi kehidupan bawah laut dan manusia, kemudian serius dalam melakukan tindakan penjagaan dan pelestariannya!" tambah Abdurahman Al Qadrie.

  Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang yang dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, adalah sebagai berikut:
·         membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut,
·   membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang,
·    pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut,
·      penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga,
·    Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya,
·         terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella,
·         penambangan,
·         pembangunan permukiman,
·         reklamasi pantai,
·         polusi,
·        penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan.

Minggu, 03 November 2013

Migrasi Elang Di Ketapang

Ketapang, 4/11/2013, KBK


     Arus migrasi burung pemangsa (Raptor Migrant) dari jenis elang, masih sangat sedikit informasinya di Ketapang, Kalimantan Barat. Pola pergerakan burung pemangsa yang masuk menuju Kalimantan yang melewati Ketapang diperkirakan dari Sumatera-Bangka Belitung- Karimata- Kalimantan, atau juga Sumatera-Bangka Belitung- Pulau Bawal /Pulau Sawi- Kalimantan.
     Untuk memastikan kembalinya jalur ini, pada minggu 27 Oktober 2013, Komunitas pegiat Konservasi di Ketapang, KBK dan BSYOK melakukan pengamatan bersama di Pulau Sawi. 
     "Tahun lalu, tepatnya 4 november 2012, kita melihat 15 individu Japanese Sparrow Hawk (Accipiter gularis) dan 5 individu Crested Honey Buzard (Pernis ptilorhynchus), dan di tahun ini (27 Oktober 2013) kita hanya melihat 35 individu Japanese Sparrow Hawk (Accipiter gularis) tanpa jenis burung pemangsa lainnya!" kata Abdurahman Al Qadrie, Ketua KBK (Ketapang Biodiversity Keeping) yang dulu lebih dikenal dengan nama Kawan Burung Ketapang. 
     "Ini menunujukan bahwa pola migrasi mereka belum terganggu!"  kata Alek, sapaan akrab Andhy Priyo Sayogo dari BSYOK (Birding Society Of Ketapang) sebuah komunitas yang fokus pada pengamatan burung dan upaya konservasi habitat di Ketapang. 
     "Seperti yang kita ketahui, migrasi burung dikarenakan perubahan musim yang terjadi di tempat asalnya, dan terbatasnya sumber makanan. Mereka mengembara mencari suhu yang lebih hangat dan tempat yang menyediakan banyak sumber makanan. Ini menjadi pola penyeimbang ekosistem yang baik secara alami di kawasan para pengembara itu menghabiskan musim dingin (wintering). Kalimantan merupakan satu dari sekian banyak tempat wintering bagi burung pemangsa pengembara ini. Di Ketapang, jenis burung pemangsa yang selalu berkunjung setiap tahunnya dan mudah dilihat adalah Peregrine Falcon (Falco peregrinus), Japanese Sparrowhawk (Accipiter gularis), Crested Honey Buzard (Pernis ptilorhynchus), dan Osprey (Pandion haliaetus)!" kata Tamim dari BSYOK 
   "Selain mengamati Elang migrasi, kami juga dapat melihat beberapa jenis burung migrasi lain, diantaranya Blue-tailed Bee-eater (Merops philippinus) dan Asian Brown Flycatcher (Muscicapa dauurica)!" kata Erik dari BSYOK .
     Pulau sawi yang menjadi jalur masuk burung pemangsa bermigrasi,  menjadi tempat yang menarik sebagai tempat pengamatan burung, disamping juga pemandangan lautnya yang indah, hingga bisa melakukan aktivitas menyelam menyaksikan keindahan dunia bawah air yang mengasyikkan.