Minggu, 20 Mei 2012

Pendidikan Dasar Siswa Pecinta Alam

Hutan Kota Ketapang, 20/05/2012

Cekakak merah (Halcyon coromanda) burung yang umum di Hutan Kota

     Yayasan Palung mengadakan kegiatan pra pendidikan dasar (pradiksar) untuk kelompok sispala (Siswa Pecinta Alam) SMP St Agustinus Ketapang, PASSta, di Hutan Kota. Demikian penjelasan Petrus Kanisius, Staf Perlindungan Satwa dari Yayasan Palung (YP). Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa tentang keanekaragaman hayati yang ada di Ketapang secara umum, sehingga tumbuh kepedulian untuk ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian, tambahnya.
     Hal senada juga disampaikan Abdurahman Al Qadrie, Ketua KBK saat memberikan materi pengamatan burung kepada peserta. Menurut dia, berpartisipasi dalam pelestarian dapat dimulai dari hal-hal sederhana yang sangat mudah, misalnya, dengan berbagi informasi kepada orang lain tentang pentingnya keseimbangan alam dan pentingnya memperlakukan lingkungan sekitar secara bijaksana, seperti membuang sampah plastik pada tempatnya.
     Pemberian materi dilakukan setelah para peserta melakukan pengamatan sejak pagi pukul 06.00 sampai pukul 08.00 WIB. tim yang dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing mempresentasikan hasil pengamatan. sejumlah 11 jenis burung yang menjadi catatan mereka."Kami tidak tau nama-nama burung nya!" kata Yunita, kordinator peserta dari PASSta. Karna ini pengalaman pertama melakukan pengamatan burung, tambahnya. Sejumlah peserta juga mengaku baru pertama kali melihat Cekakak Merah (Halcyon coromanda), burung yang cantik ini merupakan jenis Kingfisher yang umum penghuni Hutan Kota.
     Peserta yang hadir selain sispala PASSta, juga Gerakan Sispala Madrasah Aliyah dari MAN 1 Ketapang (GERSISMA), Taruna Pecinta Alam (Tajam) dan Relawan Bentangor untuk Konservasi (REBONK). Selain belajar Pengamatan Burung, peserta juga belajar taksonomi tumbuhan dari GERSISMA, yang dikordinir Rheno, dari Yayasan Palung, kata Uti Danu Wahyudi dari TAJAM.
    "Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat!" tegas Alipius Edi, dari Birding Society Of Ketapang (B'SYOK) yang juga hadir. Pengenalan alam dan upaya pelestarian yang di sampaikan kepada siswa-siswa merupakan langkah bijak terhadap masa depan, tambahnya.
     Saat istirahat makan siang, seorang pengunjung dari Orangutan Odysseys, Garry Sundin ikut bergabung. Warga Negara Australia ini sempat minta untuk difoto bersama-sama peserta kegiatan.

Foto-foto saat kegiatan:

 Persiapan menjelang kegiatan

 saat pengamatan burung dengan metode transek

 saat presentasi hasil pengamatan

 Petrus Kanisius (YP) dan Abdurahman Al Qadrie (KBK) sesaat
sebelum pemberian materi

 Peserta kegiatan saat mendengarkan penjelasan

 Diskusi menjelang istirahat

 Bersama Mr. Garry

Rabu, 16 Mei 2012

World Migratory Birds Day 2012 di Kalimantan Barat

Ketapang, 12-13 Mei 2012

Whimbrel (Numenius phaeopus)

     Pengamatan burung dalam rangka ikut berpartisipasi dengan even dunia "World Migratory Birds Day" atau WMBD 2012, kali ini dilaksanakannya di dua tempat sekaligus. Hutan Kota dan Pantai Air Mati merupakan titik sample yang dirasa tepat. Demikian menurut Abdurahman al Qadrie, ketua KBK.
     Tidak menutup kemungkinan, pada tahun-tahun yang akan datang dilaksanakan pada tempat lain, mengingat keberagaman tipe habitat yang ada di Ketapang membuat keberagaman jenis juga menjadi perhatian khusus, tambahnya.
     "Pada minggu ini, kita masih menemukan Cikrak kutub di Hutan Kota!", kata Erik dari B'SYOK, burung yang bernama Inggris Arctic Warbler ini atau Phylloscopus borealis (Nama Ilmiahnya) merupakan burung pengembara atau migran yang melakukan migrasi ke Asia Tenggara ini, adalah pemakan serangga. Dan merupakan pengunjung yang jarang terlihat di kawasan ini, tambahnya.
     Demikian pula di Pantai Air Mati, tidak banyak lagi burung pantai yang terlihat, namun begitu masih terdapat Greater Sand Plover (Charadrius leschenaultii), Grey-tailed Tattler (Heteroscelus brevipes), dan Whimbrel (Numenius phaeopus). "Hal ini karena pada akhir April setiap tahun, burung migrasi sudah meninggalkan pantai ketapang untuk kembali ke tempat berbiak, kecuali beberapa yang tertinggal!", kata Doni, dari B'SYOK.
     Sementara itu, peserta yang direncanakan ikut berprtisipasi adalah Ketapang Photographer Club (KPC) tidak dapat ikut serta karna bersamaan dengan padatnya jadwal pemotretan. Jelas Yayan, anggota KPC.
     Banyak kegiatan persiapan yang kami lakukan menjelang awal bulan ini, untuk  Hari Lingkungan Hidup, kata Petrus Kanisius dari Yayasan Palung, saat ikut pengamatan di Hutan Kota (Sabtu, 12 Mei 2012). "Jadi banyak yang ingin ikut WMBD, tapi harus dicancel!" katanya. Dia sendiri dengan 2 orang anak TAJAM (Taruna Penjaga Alam), sispala binaan Yayasan Palung menyempatkan diri ikut pengamatan.
     Kepala Dinas Pariwisata Ketapang, Yudo Sudarto, SP, M.Si, mengatakan, tahun ini memang banyak kegiatan yang padat, tidak seperti 2010 lalu, kita bisa melakukan pengamatan melibatkan banyak pihak. Namun dia tetap berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan secara lebih baik lagi. Karena even ini bisa jadi moment yang bagus untuk kampanye penyelamatan kawasan pantai, yang menjadi habitat burung-burung air.
     "Pada 12-13 April 2012 yang lalu, teman-teman sudah semangat melakukan pengamatan awal menjelang WMBD, untuk 12-13 Mei ini, tidak semua bisa hadir!" tambah Abdurahman. 
     Hadir juga Cepi Muhamad Cahadiyat Kurniawan, baginya merupakan pengalaman pertama pengamatan di Ketapang. Sedangkan Andre, dari Borneo Photographer (BoP), sedang tugas ke luar Ketapang.

Cikrak kutub di Hutan Kota

Pengamatan Burung di Hutan Kota saat WMBD 2012


Pengamatan Burung di Hutan Kota saat WMBD 2012

Foto bersama saat pengamatan WMBD 2012

Selasa, 08 Mei 2012

Pameran Kegiatan Peduli Perubahan Iklim

Aston Ketapang City Hotel, 30/04/2012


     Ketapang Biodiversity Keeping (KBK)-"Kawan Burung Ketapang" bersama Birding Society Of Ketapang (B'SYOK), ikut berpartisipasi dalam kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh USAID-IFACS di Hotel Aston, Ketapang pada 30 April 2012 yang lalu. Kegiatan yang diikuti berbagai instansi pemerintah dan lembaga lokal maupun nasional ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas yang dilakukan masing-masing lembaga atau instansi dalam menyikapi perubahan iklim. 
     "Dengan pameran ini, kita bisa mengetahui apa yang telah mereka lakukan, dan tentunya ada saling share informasi mengenai kegiatan di masa mendatang, karena tujuan kita sama. Yaitu melakukan hal-hal yang perlu dalam mitigasi terhadap perubahan iklim!" kata Yopri, dari B'SYOK.
Menurut dia, kegiatan pengamatan burung (Bird watching) dan Photography bisa mendukung hal ini, dengan melakukan penyadartahuan pada orang lain tentang perlunya pelestarian jenis dan habitat.
     "Jika habitat alam burung-burung dan satwa lain terjaga, berarti mencegah terjadinya deforestasi. Hal ini akan mencegah terjadinya perubahan iklim!" jelas Edy, yang juga dari B'SYOK. 
     "Seperti kita ketahui bersama, perubahan iklim yang terjadi akibat deforestasi merupakan ancaman serius. Disamping meningkatkan suhu bumi rata-rata, juga akan banyak memusnahkan keanekaragaman hayati yang ada. Kegiatan ekonomi bukanlah hal yang harus disalahkan, tetapi pengelolaan sumberdaya alam yang bijaksana akan menjadi solusi terbaik!" kata Abdurahman Al Qadrie, ketua KBK. Menurut dia, belum terlambat untuk melakukan tindakan ini, namun keseriusan semua stake holder akan menjamin hal ini terlaksana dengan baik.
     Mengenai pelaksanaan pameran ini, Raul, seorang pengunjung mengatakan, "muy bueno!"

Berikut foto-foto saat pameran berlangsung :

Kesibukan personil B'SYOK

foto bersama