Senin, 25 Agustus 2014

Alumni SDN 04 Peringati Hari Orangutan se-Dunia






Ketapang, KBK, 25/08/2014
     Orangutan  (Pongo pygmaeus) merupakan satwa endemik Kalimantan. Keberadaan orangutan mempunyai arti tersendiri, selain merupakan satu-satunya jenis Kera besar (Great Ape) yang ada di Asia, orangutan juga menjadi indikator keseimbangan sebuah ekosistem. Sebagai spesis payung, hampir bisa dipastikan, jika orangutan masih ada dalam suatu kawasan, berarti kawasan tersebut masih merupakan tempat hidup yang layak bagi satwa lainnya.
     Hari Orangutan se-Dunia (World Orangutan Day) yang jatuh pada selasa tanggal 19 Agustus 2014 diperingati dengan bermacam-macam kegiatan oleh berbagai stakeholder di Ketapang, baik itu kampanye tentang perlindungan orangutan dan habitat serta berbagai kegiatan lainnya.
     Ketapang Biodiversity Keeping atau yang lebih dikenal sebagai "Kawan Burung Ketapang" (KBK) melakukan kegiatan bersama para alumnus SDN 04 Matan Hilir Selatan. Dipilihnya SDN 04 yang terletak di Desa Pematang Gadung di karenakan desa ini berbatasan langsung dengan Hutan Desa (sedang dalam proses), yang merupakan habitat orangutan terpadat ke-5 di Kalimantan Barat (berdasarkan survey sementaraYIARI-2013) dengan sebaran sekitar 3,8 individu per kilometer persegi, demikian penjelasan Abdurahman Al Qadrie, Ketua KBK yang juga alumnus SDN 04 30 tahun silam.
"Kegiatan ini terpaksa harus kita mundurkan ke tanggal 23-24 Agustus 2014 (sabtu-minggu), karena banyak para peserta masih aktif berkegiatan di sekolah masing-masing!" kata Abdurahman yang akrab dipanggil Doi.
     Sejumlah 15 peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan dimulai sabtu sore tanggal 23 Agustus 2014 dengan agenda susur sungai ke dalam kawasan hutan desa. Malam harinya kegiatan berupa pemberian materi untuk pembekalan bagi siswa pecinta alam (sispala) yang saat ini masih bersekolah di SMP dan SMU.
     "Ini merupakan awal pengenalan bagi siswa yang masih bersekolah di SMP, dan akan dilanjutkan dengan materi untuk sispala pada kegiatan-kegiatan berikut!" kata Bedu, pemateri pada acara peringata Hari Orangutan se-Dunia tersebut. Selain aktif di KBK, Bedu juga bekerja sebagai staf di Yayasan Palung, sebuah organisasi non pemerintah yang kegiatannya terfokus pada pelestarian orangutan.
     Pada saat memasuki hutan, hanya bekas-bekas sarang orangutan yang bisa dilihat, baik sarang yang baru maupun sarang lama. Orangutannya sendiri hanya terdengar suaranya, begitu juga dengan Owa. Primata lain yang dapat dilihat berupa Bekantan (Nasalis larvatus), kera hidung mancung yang merupakan primata endemik Kalimantan, juga Kera ekor panjang, dan lutung. Selain itu terlihat juga berbagai jenis burung.
     "Ini kegiatan pertama tentang pecinta alam yang saya ikuti, dan sangat menarik. Selain mendapat banyak pengetahuan kita juga menjadi lebih peduli pada lingkungan sekitar!" kata Fety, siswi kelas 2 yang saat ini masih bersekolah di MTs N 02 Sungai Besar.
     "Untuk kegiatan selanjutnya, akan lebih banyak lagi yang akan berpartisipasi. Karena sangat berguna untuk mengenal lebih banyak hewan yang selama ini hanya tau namanya saja!" Kata Winda, siswi kelas 1 SMP N 07 Matan Hilir Selatan.
     Pagi harinya kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan dasar beberapa jenis tumbuhan hutan yang merupakan sumber pakan bagi orangutan.
     "Andai kegiatan ini sudah ada sejak kami SD, pasti akan lebih bermanfaat buat saya sekarang!" kata Fauzi, alumni SDN 04 yang juga ikut dalam kegiatan tersebut, saat ini sedang aktif sebagai mahasiswa semester III fakultas kehutanan, UNTAN.

Foto-foto kegiatan :




Sabtu, 16 Agustus 2014

Burung Migrasi Melewati Ketapang





Ketapang, KBK,15/08/2014
      Fenomena migrasi burung pantai terjadi setiap tahun, antara Juli hingga April. Migrasi atau perpindahan burung-burung pantai ini disebabkan beberapa hal, terutama faktor cuaca ditempat asal burung-burung tersebut berbiak (breeding area) memasuki musim dingin, faktor mencari ketersediaan makanan juga menjadi penyebab utama. 
     "Mulai dari Siberia, Alaska, Asia Utara, burung-burung ini menuju Australia dan Selandia Baru. Perjalanan migrasi ini mencapai waktu 8-9 bulan mulai dari pergi dan kembali lagi ke tempat asal mereka untuk berbiak. Beberapa diataranya bertahan di pantai-pantai di Ketapang selama musim migrasi!" kata Abdurahman, Ketua KBK (Ketapang Biodiversity Keeping).
     Sekitar 26 jenis dari sekian banyak jenis burung pantai yang bermigrasi dari belahan bumi utara menuju belahan bumi selatan, melalui pesisir Ketapang. Fenomena ini tentunya menjadi sangat menarik, selain untuk para pengamat burung, di beberapa tempat kehadiran burung migrasi ini menjadi pertanda alami untuk menyesuaikan aktivitas masyarakat, misalnya momen untuk memulainya pengelolaan sawah, dan perkiraan musim bagi nelayan. 
     "Jenis burung yang melalui pantai Ketapang bervariasi setiap tahunnya, kisarannya sekitar 26 jenis itu lah. Kadang ada jenis yang tahun lalu terlihat, tapi di tahun ini tidak. Atau sebaliknya. Namun demikian, sebagian besar merupakan jenis yang sama setiap tahunnya" Kata Erik, dari Birding Society Of Ketapang (BSYOK).
     Di banyak negara, momen ini menjadi agenda tetap tahunan bagi kegiatan pariwisata. Tentu saja hal ini menjadi nilai tambah tersendiri bagi ekonomi masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan, dan pengelolaan lingkungan yang lestari. Karena apabila habitat rusak dan tercemar, sudah bisa dipastikan burung-burung itu tidak akan bertahan.
      Pengamatan di lakukan sejak sabtu 9 Agustus 2014, baru terlihat 5 individu atau Trinil pantai, pada minggu 10 Agustus 2014, terlihat 30 individu Trinil pantai. 
     "Ini hanya monitoring awal yang dilakukan. Puncak arus migrasi sendiri sekitar bulan oktober!" tambah Abdurahman. KBK dan BSYOK adalah komunitas yang aktif memonitoring burung migrasi di pesisir Ketapang.
     Pada pengamatan Jumat, 15 Agustus 2014, sudah berdatangan berbagai jenis burung migrasi. Diantaranya, Pacific Golden Plover (Pluvialis fulva) 1 individu, Greater Sand Plover (Charadrius leschenaultii) 55 individu, Lesser Sand Plover (Charadrius mongolus) 5 individu, Curlew Sandpiper (Calidris ferruginea) 3 individu, Common Sandpiper (Actitis hypoleucos) 10 individu, Terek Sandpiper (Xenus cinereus) 20 individu, dan Great Knot (Calidris tenuirostris)1 individu. Sedangkan Malaysian Plover (Charadrius peronii)  4 individu merupakan burung pantai penetap yang terdiri dari 2 dewasa dan 2 anakan. Sedangkan jenis yang paling awal datang adalah Wood Sandpiper (Tringa glareola), tapi jarang ditemukan di pantai, mereka lebih menyukai habitat rawa semak dan paya.

Minggu, 10 Agustus 2014

Penanaman Bakau Siswa SDN 04 Pematang Gadung


Ketapang, 09/08/2014, KBK
     Tidak kurang dari 40 siswa SDN 04 Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. SDN 04 yang terletak di Desa Pematang Gadung ini, melakukan penanaman bakau di pantai Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, pada hari sabtu, tanggal 9 agustus 2014. Kegiatan ini dalam rangka melakukan pendidikan lingkungan sebagai pembelajaran tambahan muatan lokal upaya pengenalan ekosistem pantai kepada siswa SD. 
     "Melalui kegiatan ini, siswa dapat menjelaskan pentingnya pohon-pohon bakau sebagai pencegahan abrasi akibat gelombang dan angin, serta manfaat lain sebagai habitat berkembang biak bagi biota laut di sekitar pantai!" jelas Abdurahman, guru pembimbing yang memediasi kegiatan tersebut. 
     "Penting juga buat pemahaman dini terhadap konservasi bagi siswa, bagaimana kelangsungan hidup semua komponen dalam ekosistem merupakan penunjang hidup bagi manusia!" Tambah Nurhidayat S.Pd, wali kelas VI SDN 04 yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
     Kegiatan ini juga merupakan partisipasi terhadap program penanaman pohon yang dilakukan Environment Online (ENO). ENO sendiri menggalang jaringan kepedulian anak sekolah diseluruh dunia secara online, melakukan penanaman pohon di sekitar sekolah yang ikut beraktivitas. sejauh ini sudah ada 196 negara yang terlibat, termasuk Indonesia. Dan untuk Kalimantan sendiri, SDN 04 merupakan sekolah pertama yang ikut bergabung. 
     Selain siswa SD, para guru, juga terdapat beberapa anggota komunitas "Ketapang Biodiversity Keeping" atau Kawan Burung Ketapang (KBK) yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
     "Tak kalah penting juga, bagaimana hal ini akan menjadi kebiasaan dan pola pikir anak didik yang diharapkan bisa diterapkan sehingga mereka dewasa!" Tambah Endro Setiawan, aktivis KBK yang juga ikut bergabung dalam kegiatan tersebut.
     Penanaman secara sukarela yang di lakukan ini dengan tema "Plant For The Planet - Trees For Climate Justice". Adapun jenis pohon bakau yang ditanam adalah dari jenis Rhizopora sp.

Berikut foto-foto kegiatan penanaman bakau :