Rabu, 14 November 2012

Catatan Baru Berang-berang Langka

Smooth-coated otter (Lutrogale perspicillata)

Ketapang, 15/11/2012, KBK  
     Wilayah Kabupaten Ketapang yang berdampingan dengan laut, serta memiliki banyak aliran sungai menjadi keistimewaan sendiri bagi keragaman hayati untuk hidup dan berkembang.  Berbagai jenis satwa unik yang luput dari pengamatan selama ini juga menjadi warna tersendiri. Misalnya berang-berang, karnivora yang mendiami lahan basah ini semakin jarang ditemukan, demikian kata Abdurahman Al Qadrie, dari Ketapang Biodiversity Keeping (KBK)  yang selama ini konsen pada pendataan spesies yang ada di Ketapang.
     Beberapa waktu yang lalu (4/11/2012), dia bersama teman-teman yang tergabung dalam Ketapang Photographer Community (KPC) dan Birding Society of Ketapang (BSYOK) saat melakukan perjalanan ke Pulau Sawi, menemukan sekelompok berang-berang dari jenis yang langka. Bukanlah faktor kebetulan, sebelumnya memang sudah di informasikan nelayan setempat tentang keberadaan hewan tersebut. Demi untuk memastikan berang-berang dari jenis yang mana, untuk itu mereka ke lokasi untuk menyaksikan langsung dan mengambil foto.
     Smooth-coated otter, atau Lutrogale perspicillata, adalah merupakan jenis berang-berang satu-satunya dari genus Lutrogale, populasinya mengalami penurunan akibat tekanan habitat, terutama semakin berkurangnya lahan basah. Status perlindungannya adalah rentan (vulnerable), sementara di India ditetapkan sebagai Terancam Punah (endangered). Makanan utamanya adalah ikan, sehingga penggunaan pestisida pada perairan menjadi hal yang sangat mengancam kelangsungan hidup jenis ini.
    Tersebar mulai dari selatan Pakistan, India, dan Asia tenggara. Terdapat sedikit populasi di Iraq. Di Indonesia hanya terdapat di Pulau Sumatera dan bagian barat Pulau Jawa. Di Kalimantan (Borneo) hanya pernah tercatat di Sabah, Sarawak, dan Kalimantan Timur.
    "Sebenarnya jenis ini cukup umum di Ketapang, hanya sangat jarang untuk bisa dilihat. Masyarakat sering menyebutnya sebagai anjing laut!", kata Andre, yang juga pernah melihat jenis ini di sekitar Selat Bilik, Kendawangan.
     Abdurahman juga membenarkan, dia sendiri pernah melihat di beberapa tempat, misalnya, di Pematang Gadung pada tahun 1999 dan 2002, di Hutan Kota dan di Pelang pada tahun 2011, di Sungai Jawi pada awal 2012 dan di Pulau Sawi pada 4 Nopember 2012. "Tentu menjadi pengalaman yang menarik, ketika kita menemukan satwa yang dianggap tidak ada sebarannya di sini (Kalimantan Barat-red), apalagi dinyatakan sebagai jenis yang langka, hanya bagaimana kontribusi kita terhadap keberadaan mereka, agar tetap lestari !" tambahnya.


Senin, 05 November 2012

Gerbang Masuk Raptor Migran Ke Kalimantan


 Foto : Pulau Sawi
Ketapang, KBK (04/11/2012)
     Pulau Sawi merupakan pulau kecil yang terdapat di sebelah barat Sungai Tengar (54 km di selatan Ketapang-red).  Terdiri dari dua pulau, Pulau Sawi-kecil dan Pulau Sawi-besar.  Dikelilingi oleh laut yang berair jernih, dan kedalaman di sekitar pulau berkisar hingga 3 meter, sehingga dapat melihat beraneka macam ikan, tumbuhan laut, dan bahkan penyu.  Berbagai jenis siput laut juga terdapat disini, sebuah pemandangan yang sangat menarik.
     Terdapat juga bagan-bagan sementara para nelayan, dengan rimbunan pohon kelapa. Di keliling pantai ditumbuhi mangrove yang bagus. Menyediakan tempat pemancingan, menyelam, bahkan mengamati burung.
     Hanya terdapat sedikit jenis burung di Pulau Sawi, namun khas. Misalnya Burung kacamata dan Pergam laut. Terdapat juga jenis burung yang umum terdapat di perairan pantai Ketapang, seperti Elang bondol atau Brahminy Kite (Haliastur indus), Kokokan laut atau Striated Heron (Butorides striatus), Cekakak sungai (Halcyon chloris).
     Yang menjadikan sangat menarik adalah, pada pengamatan yang dilakukan KBK dan BSYOK pada hari minggu, (4 11/2012), terdapat 15 individu Elang-alap jepang atau Japanese Sparrowhawk  (Accipiter gularis), dan 5 individu Sikep madu asia atau Oriental Honey Buzard  (Pernis ptylorhyncus) melintas di Pulau Sawi menuju daratan Kalimantan.
     Hal ini merupakan informasi yang sangat penting, karena selama ini jalur migrasi raptor (Burung Pemangsa-red) yang masuk ke Kalimantan masih menjadi tanda tanya besar. Dengan melihat kenyataan ini, kami menyimpulkan sementara, bahwa Pulau Sawi merupakan salah satu gerbang migrasi raptor memasuki daratan Kalimantan. Ada dugaan juga kemungkinan masuk lewat jalur Pulau Karimata, tapi belum ada penelitian di sana. Kata Abdurahman, Ketua Kawan Burung Ketapang.
Ini juga akan memberikan jawaban tentang mata rantai yang putus bagi jalur migrasi ini, Tambahnya.

     foto : Japanese Sparrowhawk (Accipiter gularis)

       Elang alap jepang atau Japanese Sparrowhawk, merupakan jenis raptor yang berkembang biak di China, Jepang, Korea, dan Siberia. Memasuki musim dingin mereka bermigrasi ke Filipina dan Indonesia melalui Asia tenggara (Semenanjung Thailand dan Malaysia, Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara). Belum ada catatan pasti mereka memasuki Kalimantan, kemungkinan yang paling dekat adalah, dari daratan Sumatera mereka menyeberang ke Pulau Bangka, kemudian melintas pulau-pulau kecil hingga ke Pulau Sawi dan memasuki daratan Kalimantan.
     "Kami merasa sangat beruntung sekali dapat menyaksikan langsung migrasi ini sebagai pengalaman menarik, diharapkan teman-teman yang belum melihat ini untuk bisa datang di musim migrasi tahun depan!"Jelas Tamim, Ketua KPC yang juga anggota BSYOK.
     "Disamping dapat menyaksikan keindahan panorama, kita juga dapat banyak pengetahuan tentang burung migrasi di sini, tentang ekosistem laut, dan lain-lainnya!" kata Jamy, seorang potographer. Ia sangat menyayangkan, jika semua keindahan dan keunikan di Pulau Sawi harus tercemar oleh sampah-sampah plastik dari pengunjung. Perlu perhatian khusus untuk semuanya tetap lestari, tambahnya.
     Hal yang paling menarik lainnya adalah, agenda tetap migrasi ini menunjukan bahwa betapa pentingnya daerah ketapang khususnya bagi kelangsungan hidup spesies ini. Semestinya lah meningkatkan kepedulian kita terhadap kelangsungan hidup makhluk lain yang menjadi penopang mata rantai kehidupan, terutama bagaimana kelestarian habitat dapat menjadi prioritas. Karena hal itu akan menciftakan keseimbangan luar biasa. Kelestarian habitat memberikan efek kepada kelestarian keragaman jenis, menjadi penyedia air bersih dan produksi udara segar bagi kelangsungan hidup kita.