Sabtu, 01 Oktober 2011

Ketapang Menjadi Persinggahan dan Tujuan Migrasi

Kawan Burung Ketapang (KBK) menemukan beberapa catatan baru

 
foto saat pengamatan di Pantai Air Mati (11-09-2011)


     Garis pantai Kabupaten Ketapang yang cukup panjang dengan berbagai karakter pantai yang unik membuat keberagaman ekosistem pantai yang sangat menarik. Disamping menciptakan pemandangan indah dan suasana menyenangkan, juga menjadi tempat yang baik untuk burung-burung pantai mencari makan.
     Sebagian besar garis pantai ini menyediakan kondisi alami yang masih utuh. Hutan mangrove yang terpelihara dengan baik dan tidak terganggu dari kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat, merupakan nilai tersendiri bagi kelangsungan hidup biota laut. Selain menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai jenis ikan, udang dan kepiting. Juga menjadi habitat berbagai jenis satwa yang mulai jarang ditemui di tempat lain. Sebut saja misalnya Cekakak suci Todirhampus sanctus, hanya dapat dilihat di beberapa titik sepanjang garis pantai Kabupaten Ketapang. Dan berbagai jenis elang yang secara peraturan dilindungi menurut SK Mentan  No.421/Kpts/Um/8/1970 dan PP No.7 Thn 1999.
     Sejak bulan agustus, pantai di Kabupaten Ketapang menjadi tujuan migrasi burung-burung air dari berbagai daerah di belahan bumi sebelah barat dan utara. Pergantian musim di Eropa timur, Cina dan Jepang serta Alaska memungkinkan burung-burung bermigrasi ke belahan bumi sebelah selatan yang lebih hangat dan tentunya menyediakan banyak makanan untuk burung- burung tersebut.
     “Kabupaten Ketapang menjadi tempat persinggahan dan tujuan burung-burung migrasi” kata Abdurahman Al Qadrie, peneliti burung dari Kawan Burung Ketapang.
     Ia juga menjelaskan, dengan semakin banyaknya jenis burung yang datang di perairan pantai Kabupaten Ketapang, merupakan indikator bahwa keaslian dan keseimbangan alam masih baik. Misalnya Pantai Air Mati, hutan mangrove yang sudah di tunjuk Bupati Ketapang sebagai Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (KNKT), Nomor :236 Tahun 2009 tanggal 13 Agustus 2009 seluas 654,321 dan panjang 18 km, (dan saat ini di bawah pengawasan Unit Pelaksana Hutan Kota, Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang) merupakan kawasan yang sangat bagus kelestariannya. Hingga saat ini, telah tercatat 22 jenis burung  migrasi yang terlihat dan 12 spesies merupakan catatan baru untuk Kalimantan Barat dan Kalimantan. Ditambah lagi dengan 5 jenis burung air penetap dan 6 jenis elang, dua jenis adalah Elang migran.
     “Keadaan ini jika dikelola dengan baik merupakan daya tarik wisata alam yang sangat menguntungkan, dengan konsep pelestarian, dan dapat dijadikan faktor pendukung pertumbuhan ekonomi daerah” kata Yudo Sudarto, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ketapang. Hal ini di beberapa Negara,  misalnya Malaysia, Brunai dan Thailand, sudah menjadikan masa migrasi burung pantai sebagai even pariwisata bertaraf internasional, tambahnya.
     Memang, minimnya informasi mengenai keberadaan migrasi burung-burung pantai ini menjadi kendala dalam hal promosi dan penjadwal even tersebut. Dinas Pariwisata sendiri sudah berusaha mempromosikan even ini dengan mengadakan pengamatan burung bersama sejak beberapa tahun lalu.
     “Setelah mengetahui musim kedatangan burung-burung migrasi, memang hal yang sangat menarik, kita dapat menyaksikan berbagai jenis burung dalam jumlah besar” kata Erik, seorang fotographer yang saat ini aktif melakukan pengamatan yang tergabung dalam Kawan Burung Ketapang.
     “Tak kalah penting adalah bagaimana mensosialisasikan kepada semua pihak, tentang keberadaan ini, sehingga dapat memanfaatkan informasi ini dan tetap menjaga kelestarian lingkungan” tambah Junaidi, S.P. anggota Fraksi II DPRD Kabupaten Ketapang.
     Menurut Abdurahman, Burung-burung pantai di Kabupaten Ketapang saat ini telah dikenal di dunia, hal ini dengan dilaporkannya beberapa penemuan untuk catatan baru di Kalimantan Barat yang dimuat diberbagai media. Tahun 2010 saja ada 9 spesies catatan baru. Merupakan kebanggaan bagi kita, sebagai warga Kabupaten Ketapang, bahkan di beberapa tempat, kehadiran burung migran dijadikan para petani sebagai pertanda untuk mulai mengolah lahan sawah, karna musim penghujan hampir tiba.
Cerek Melayu, Charadrius peronii. Salah satu spesies yang baru tercatat di Kal-Bar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar